Walaupun sama-sama mahasiswa, ada perbedaan mendasar diantara mahasiswa di Indonesia dan luar negeri. Kalau di perkuliahan, terutama di luar negeri, misalkan USA, ada istilah khusus untuk mahasiswa yang bisa dibedakan menurut tahun keberapa dia kuliah:
Mahasiswa tahun pertama disebut Freshmen
Tahun kedua adalah Sophomore
Tahun ketiga Junior
Dan terakhir adalah Senior
Ada pula sebutan untuk yang lebih dari tahun keempat belum lulus, maka:
Tahun kelima disebut Super Senior
Tahun keenam disebut Super Super Senior dst sampai taun ke-7
Tapi amit-amitlah, jangan sampai jadi Super Super Super Senior -_-
A: Terus Super Junior apaan dong?
B: Hm, itu mungkin mahasiswa yang stress gak lulus, trus banting setir di bidang menari dan menyanyi
A: Oh, kasian sekali..
A: Kalo 7 taun belum lulus juga gimana?
B: Ya jelas drop out lah sana, trus bikin boyband juga boleh, kasih nama Suseno (Super Senior)
A: Oh, keren sekali
B: .........
Terus yang mebedakan budaya kuliah di Indonesia dan luar negeri adalah:
Jika di Indonesia, makin tua mahasiswa/angkatannya, maka akan makin merasa keren dan dihormatilah dia. Sedangkan di luar negeri, makin tua di kampus, makin memalukan. Kalau mahasiswa ditanya, "What year are you?" ("Sudah tahun keberapa kamu?") Kalau jawabannya super senior, kebanyakan akan disertai dengan rasa agak malu karena belum lulus juga.
Kuliah di Indonesia juga, di beberapa kampus, jurusan menunjukkan kasta. Bukan bermaksud membandingkan, tapi kenyataannya di Indonesia, ada beberapa orang yang memandang orang berdasarkan jurusannya. Oh kalo jurusan X berarti dia pintar, oh kalau jurusan Y gak pintar-pintar amat. Pendapat macam apa ini?? Orang memilih suatu jurusan karena minat mereka masing-masing, apapun itu. Mereka bisa diterima saja itu sudah bukti kalau mereka pintar dan menyisihkan banyak peserta lainnya.
Dan yang paling beda, adalah ospeknya. Di luar negeri tidak seperti di Indonesia, di suruh pake atribut aneh-aneh dan suruh bawa barang aneh segala yang ga ada hubungannya sama dunia kerja kelak. Juga membuat senior di kampus terkesan begitu tinggi posisinya di atas kita, (padahal juga kurang lebih seumuran). Di luar negeri ga ada ospek begituan, ospek luar negeri adalah gathering (kumpul rame-rame) sambil makan-makan dan bincang-bincang di open house yang diadakan kampus, bersama para teman mahasiswa berbagai angkatan, dosen, karyawan dan lain-lain. Yang diperbincangkan pun bermanfaat, seputar kehidupan kampus dan akademik. Acara ospeknya pun terkesan ramah, lebih dekat dan mengakrabkan, jauh dari kesan menggurui atau membagi kasta (senioritas). Di luar negeri, semua mahasiswa dari berbagai angkatan adalah diperlakukan sama dan jadi lebih akrab tanpa ada kesenjangan.
Lucunya, kalo di Indonesia, mahasiswa takut dosen, dosen takut rektor, rektor takut menteri, menteri takut presiden, presidennya takut mahasiwa. Begitulah seterusnya siklusnya~~
Mahasiswa Indonesia
Tapi berkat mahasiswalah, awal mula Indonesia yang baru dimulai. Peristiwa bergantinya masa-masa rezim orde baru tahun 1998 menuju reformasi yang banyak menghasilkan korban adalah salah satu bentuk perjuangan mahasiswa Indonesia yang paling kita ingat sampai saat ini. Selamat berjuang untuk para calon pemimpin bangsa, Hidup Mahasiswa.! dan akhirnya akupun ngeblog lagi..sekian..