Banyak orang yang bilang, cowok lebih visual dibanding cewek dalam melihat lawan jenis. Itu sebabnya cewek selalu ingin tampil cantik, di dunia nyata maupun dunia maya agar terlihat menarik di mata cowok. Salah satunya yang sedang hangat-hangat tai kebo dibicarakan saat ini adalah Selfie, yaitu berfoto dengan objek diri sendiri. Mulai dari kalangan petinggi negara, anak muda, sampai cewek abege yang tergabung dalam serikat sayur-mayur, spesies cabe-cabeanpun seringkali berfoto selfie. Alasannya juga semata-mata kebanyakan hanya karena kesenangan pribadi dan perasaan ingin tampil di depan publik, juga untuk menghibur diri sendiri. Tapi seringkali kita temui kenyataan di dunia nyata tak seindah di dunia maya, namun dunia maya masih lebih indah dari dunia lain, karena dunia maya tak pernah ada uji nyali #lah.
Foto selfie sebenarnya bukan hal yang baru, namun kini semua berubah setelah negara api menyerang. Lebih tepatnya, semenjak berbagai aplikasi edit foto yang canggih menawarkan jasa kecantikan seperti; menjadikan wajah yang berjerawat jadi halus, kulit yang kusam menjadi putih bersinar seperti habis nongkrong dari surga dan menjadikan badan yang gemuk terlihat Kutilang Darat (Kurus tinggi langsing dada rata berat). Foto-foto editan yang cantik nan aduhai ini kebanyakan diproduksi oleh perempuan, dan sepengetahuan saya, salah satu aplikasi edit foto yang paling sering dipakai adalah kamera 360. Filosofinya mungkin jika 180 derajat diartikan berubah drastis, maka 360 derajat adalah berubah total melebihi kapasitas aslinya. Secara tidak langsung ini menunjukkan rasa tidak percaya diri.
Namun sangat disayangkan, seringkali objek foto menjadi memuji diri dan terpesona akan potret dirinya seakan lupa kalau di dunia ini sudah ditemukan yang namanya cermin. Yang sering dikecewakan sesudahnya adalah, setelah kita bertemu langsung dengan orangnya. Jadi, biar gak kecewa, jangan pernah berharap foto editan di layar ponsel bakal sama persis dengan wajah aslinya. Cukup untuk hiburan cuci mata di depan layar ponsel sajalah. Walaupun sebenarnya agak bosan juga melihat begitu banyak foto yang posenya hampir sama saja hanya diulang berkali-kali.
Positif atau tidaknya tentang fenomena foto selfie ini, tergantung sudut pandang masing-masing orang sih. Kalo ternyata sama cantiknya dengan yang di foto ya positif. Kalo ternyata aslinya jelek gak kayak di fotonya, ya negatif. Kalo begitu cukup laporin aja dengan pasal 335 KUHP tentang tuduhan "Perbuatan Tidak Menyenangkan". Eh tapi sayangnya, belum lama ini ada kabar frasa pasal tersebut dihapus oleh Mahkamah Konstitusi sekitar bulan Januari 2014 kemarin. (Kemudian orang jelek yang suka selfiepun berteriak Hore!!). Ehm, untuk dampak negatif sebenarnya mungkin lebih dirasakan oleh para Photographer atau pekerja foto yang terampil edit foto via komputer karena jasanya jadi sedikit tergantikan oleh banyaknya aplikasi editan yang semakin canggih dan mudah digunakan.
Segi positif lainnya adalah, tugas untuk membuat cewek menjadi kurus bukan lagi menjadi tanggung jawab orang yang memfoto. Jujur aja, saya sering mengalami ini. Entah kenapa kalau cewek gemuk terlihat gemuk di foto, yang serba salah justru photographernya, logika macam apa ini!. Memang, setelah sekian lama saya amati, empat kalimat yang paling sering diucapin cewek setelah difoto adalah "Akunya keliatan gendut, sekali lagi dong", "Sekali lagi ya", "Sekali lagi ya mas" dan "Sekali lagi". Semenjak ada aplikasi edit foto, tanggung jawab saya untuk membuat mereka terlihat kurus tidak lagi berat, terimakasih Tong Fang..
Untuk editan ekstrim lainnya bisa di cek disini
Untuk editan ekstrim lainnya bisa di cek disini
0 komentar:
Posting Komentar