Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada
Rumput yang bergoyang
Ebit G. Ade berkata demikian dalam lagunya, "Mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang". Lalu muncul pertanyaan, kenapa harus bertanya pada rumput? mengapa bukan batu, pohon, sandal jepit atau benda lainnya?
Coba kita bertanya pada
Rumput yang bergoyang
Ebit G. Ade berkata demikian dalam lagunya, "Mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang". Lalu muncul pertanyaan, kenapa harus bertanya pada rumput? mengapa bukan batu, pohon, sandal jepit atau benda lainnya?
Ini mungkin sudah menjadi lelucon lawas, tapi seiring dengan makin banyaknya orang yang bergoyang di acara joget-joget, saya turut prihatin dengan keberadaan rumput yang semakin jarang ditanyai orang. Eksistensi rumput di dunia pergoyangan sudah dimulai sejak lirik lagu dari Ebiet G. Ade yang berjudul "Berita Kepada Kawan" populer. Lagu ini beliau tulis di bulan Juni tahun 1978 setelah bencana gas beracun di dataran tinggi Dieng. Beliau memang dikenal sering menulis lagu yang didasarkan pada bencana, sebagai ungkapan kesedihan dan kepeduliannya. Sesuai namanya, Ebiet G. Ade, adalah musisi yang lagu-lagunya tak jauh dari kunci chord G, A dan De. Terus G dari namanya itu apa? Saya pun ga tau kalau G nya adalah Ghoffar.
Sejak lagu itu populer, rumput pun jadi banyak dicecar pertanyaan yang gak penting-penting banget. Alhasil rumput menjadi stress dan jadi kebingungan mau menjawab apa. Harusnya kita pikirkan perasaan rumput yang bergoyang itu. Bayangin mereka pas lagi asik-asiknya bergoyang tiba-tiba diberi pertanyaan yang ga ada sangkut pautnya dengan mereka. Kita sebagai bangsa yang bermoral seharusnya bisa menjawab sendiri pertanyaan kita. Kasihan kaum rerumputan. Bayangkan, mereka tak setiap saat bisa bergoyang, cuma disaat ada angin saja mereka bisa bergoyang, itupun gak seheboh goyang oplosan.
Saya rasa, ini sungguh suatu diskriminasi yang terselubung. Dimana, rumput yang selalu dikambinghitamkan sebagai objek pertanyaan, padahal mereka sendiri sudah cukup tersiksa karena sering dimakan oleh kambing hitam. Bisa gawat jika sampai terjadi konflik diantara rerumputan. Gak bisa bayangin apa yang terjadi kalau sudah terjadi perpecahan di antara kaum rumput. Bisa-bisa mereka mogok untuk hadir di lapangan pertandingan sepakbola. Ataupun memilih untuk pindah ke halaman rumput tetangga dan menjadi lebih hijau disana. Yang lebih bahaya, apalagi kalau mereka sampai berontak dan berganti menanyai orang yang bergoyang, bisa dipastikan acara joget-joget di tv akan turun rating.
Banyak sekali pertanyaan yang datang kepada rumput, bahkan seputar rumput itu sendiri
O : Rumput, goyang dong.. mau nanya nih ~~
R : Tanya ama rumput sebelah aja sana
O : Kalo rumputnya gak goyang juga?
R : Tanya ama rumput sebelah aja sana
O : Kalo rumputnya gak goyang juga?
R : Ya tanya rumput diam
O : Kalo gak ada rumput?
R : Ya ga usah nanya
R : Ya ga usah nanya
O: Oh iya ya.. haha..
Sempat juga saya mewawanarai salah satu rumput yang terdekat untuk mengklarifikasi masalah ini, namun sayangnya ia tak mengeluarkan sepatah katapun. Bergoyang pun tidak.
Namun satu hal yang bisa kita pelajari adalah, sekeras apapun angin menerpa, rumput tetap mampu bergoyang seolah-olah tetap riang dan tak terpengaruh oleh kerasnya kegetiran bencana yang menerpa muka bumi ini. Boleh jadi hari ini ia terinjak-injak, namun esok ia akan kembali berdiri tegak dengan embun segar dan jernih di setiap helainya.
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat Tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
Dengan dosa-dosa
Namun satu hal yang bisa kita pelajari adalah, sekeras apapun angin menerpa, rumput tetap mampu bergoyang seolah-olah tetap riang dan tak terpengaruh oleh kerasnya kegetiran bencana yang menerpa muka bumi ini. Boleh jadi hari ini ia terinjak-injak, namun esok ia akan kembali berdiri tegak dengan embun segar dan jernih di setiap helainya.
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat Tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
Dengan dosa-dosa
0 komentar:
Posting Komentar