Pages

Rabu, 04 April 2012

Banciphobia


Dalam hidup ini Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan berpasangan. Tapi walau gak punya pasangan, aku ini laki-laki tulen lho ._.
"Bukan jomblo, hanya belum ada yang mau saja


Kini seiring perkembangan jaman, muncul fenomena yang kita kenal dengan sebutan waria. Di Indonesia lebih sering dikenal dengan kata banci atau bencong. Apa itu waria? Waria adalah laki-laki yang menunjukan karakteristik penampilan dan tingkah laku dari jenis kelamin yang berbeda (Graham, 2004) #tsahh itu definisi kerennya. Kalau versi simpelnya, waria itu WAnita + pRIA

Disamping itu ada lagi yang disebut dengan Transgender. Ini lebih ke masalah operasinya aja sih kalau menurutku, yang lebih mahal dan seringnya di ahli bedah atau kecantikan. Perbedaannya juga terlihat di perilaku, kalo sifat waria seringkali jauh lebih lebay dan kecentilan sedangkan transgender orangnya lebih serius. Orang transgender memang bersungguh-sungguh ingin berpindah ke lain kelamin karena adanya gejolak menggebu-gebu dari dalam dirinya yang seolah-olah mengatakan, "Aku terperangkap di tubuh yang salah!! Keluarkan aku !!". Jujur aku lebih respect dengan kaum transgender dibanding banci. Tapi, bukan berarti kita bisa semudah itu untuk jadi transgender. Mereka yang melakukan operasi transgender sudah siap dengan segala konsekuensinya. Seperti, (maaf) bisa saja dikucilkan, susah dalam mencari pasangan dan juga keturunan. Dan bagaimanapun juga, kita terlahir di dunia ini sebagai laki-laki atau perempuan adalah atas kehendak Tuhan, dan bukan suatu tindakan yang dibenarkan bila menolak takdir Tuhan. Kata buku pelajaran agamaku sih gitu.



Berikut contohnya:


Ini Waria                                  Ini Transgender












Ini Waria Sekolahan                      Ini Waria Kebelet








 Ini Girl Band Waria










Dan aku sendiri memang salah seorang pengidap Banciphobia, yaitu ketakutan tersendiri saat melihat, dicolek, dicium atau bahkan digerayangi banci. Ini berawal dari pengalaman nyataku yang pernah dijamah habis-habisan oleh salah satu dari spesies mereka tanpa ampun. Dan hal itu tak akan pernah kulupakan sampai aku punya pasangan kelak #kalaulaku
Maka muncul pertanyaan dalam benakku :



- Kenapa mereka jadi waria? Kenapa gak jadi pramugari aja?
- Kenapa mereka milih lampu merah sebagai pangkalan mereka?
- Kenapa gak milih di lampu kuning atau hijau?
Gimana cara mereka buang air kecil? Keluarnya darimana?
- Apa itu ngondek, sekong, begindang dsb?
- Siapa penemu bas betot? Dan pencipta lagu “Aku tak mau, kalau aku dimadu?
- Kenapa tetek mereka gede sebelah? Udah gitu ngalahin cewek tulen lagi, kan minder tau?

Tapi dibalik itu semua, gimanapun juga mereka juga bagian dari kita sesama makhluk ciptaan Tuhan, jadi marilah kita belajar menerima dan memahami keputusan orang lain. Karena kita tidak mengalami apa yang mereka alami, tekanan sosial dan psikologis yang menyiksa. Just show some respect to them. Mereka tidak meminta kita untuk memahami atau menerima mereka. Tapi, jika kita bahkan tidak mengalaminya, setidaknya tunjukan sedikit saja rasa hormatmu.

Dan sudah selayaknya acara semacam “Be a Man” dibuat season nya sebanyak mungkin. Syukur kalo bisa ngalahin seasonnya Cinta Fitri atau Tersanjung.

Dan kita sebagai umat manusia sudah sepantasnyalah untuk saling mencintai antar sesama, tapi bukan berarti yang sesama jenis kelamin juga kali.. eh.. tapi terserah kalian juga sih.. siapa tau..



Bonus:


Waria Korea       -            Waria Jepang    -               Waria China

















Waria Taiwan        -                 Waria Thailand          -       Waria Singapore

















Waria Indonesia

Jadi.., kamu pilih yang mana?

2 komentar:

Anonim mengatakan...

1990 Plymouth Voyager AC Compressor
I have read a few good stuff here. Certainly worth bookmarking for revisiting. I wonder how much effort you put to create such a fantastic informative site.

Marjohan Usman mengatakan...

tulisan anda sangat menghibur..haaa..haaaa

salam dari
marjohan usman
http://penulisbatusangkar.blogspot.com

Posting Komentar