Pages

Senin, 28 April 2014

Seger Banget (Sepeda Gembira Bareng Management)


Judul diatas adalah akronim dari acara sepedaan yang baru aja diadain oleh jurusan di kampus saya, yaitu Sepeda Gembira Bareng Management (Seger Banget), Sabtu 26 April 2014 kemarin. Yang ngadain adalah dari HMJ jurusan departemen Internal. Acara sepedaan ini kita adain buat mengakrabkan anak-anak sejurusan sekalian olahraga dan seneng-seneng bareng. Yang daftar sepedaan sebenarnya sampe 80an walau sayang pas hari H ada beberapa yang berhalangan datang sehingga jadi 50an orang aja yang datang. Gak cuma sepedaan, tapi juga kita sediain konsumsi, hiburan musik akustik dan stand up comedy dari mahasiswa, award buat para peserta juga doorprize. Berhubung banyak peserta yang jomblo, banyak yang berdoa dalam hati agar doorprizenya berupa gebetan. Bukannya gak sanggup nyediain, lha kita yang panitianya aja masih gak jelas gini statusnya.

Ide nama acara ini sendiri awalnya gak sengaja saya yang nemuin. Sebelum "Sepeda Gembira", ada ide nama lainnya yang kepikiran di kepala. Awalnya mau saya kasih nama acaranya Sepeda Ria Manejemen, kalo disingkat jadi "Sperme". Tapi koq kedengarannya gak enak banget ya... Udah gitu rawan typo (salah ketik). Biar cari aman, akhirnya gak dipilih nama Sepeda Ria, dan ganti saya pilih Sepeda Gembira (Seger Banget). Judul ini kedengarannya jauh lebih aman. Kalo typo dikit, paling meleset jadi "Seger Bantet".

Sepedaan dimulai sore sekitar setengah lima sore (udah termasuk ngaret). Rute sepedaannya mulai dari ngelilingi UGM ke beberapa fakultasnya, terus foto bareng di fakultas teknik, lanjut kearah Tugu Jogja, arah Malioboro lalu balik ke kampus lagi. Berhubung saya panitia yang kebagian jaga tempat di kampus sambil mendekor dan nyiapin peralatan, jadi saya gak ikutan sepedaan bareng peserta. Mereka selesai sepedaan agak malam sekitar jam setengah tujuh. Waktu itu cuaca udah dingin banget, kayak gorengan sisa kemaren. Dan keringat para pesepeda udah berlumuran dimana-mana, kayak indomart sama alfamaret. Untung kita panitia suruh mereka pakai dress code warna biru. Awalnya mau kita suruh warna putih, tapi kalo baju putih kena keringat bakal jadi kelihatan transparan banget. Bisa gawat, ntar para peserta bakal jadi kelewat seger beneran dan gak mau berhenti sepedaan! Disaat saya gak ikut sepedaannya, saya gak rela itu terjadi!!. Makanya peserta saya suruh ubah dress code nya jadi biru.

Kalo saya liat, para pesepeda di Indonesia ini emang masih kurang mendapat perhatian pemerintah, dan juga karena minat orang Indonesia buat bersepeda yang masih rendah. Padahal kalo saya amati, semakin maju suatu negara, semakin banyak orang yang pakai sepeda untuk kegiatan sehari-harinya, kayak ke sekolah, kuliah, kantor atau belanja. Karena emang di negara maju, infrastruktur sama fasilitas sepedanya bagus banget. Kalo di Indonesia masih banyak aturan tersirat yang gak bener. Misal ada jalur sepeda, malah dibuat parkir. Misal ada trotoar, malah buat pemotor, dan malah kadang rebutan sama pedagang kaki lima juga. Jujur aja, saya agak heran dan jengkel sama pedagang kaki lima. Mereka tukang bohong. Dari semua pedagang kaki lima yang saya survey, ternyata semua pedagang, kakinya ada dua, bukan lima!!

Dan salah satu yang masih jadi kendala bersepeda itu adalah soal keamanan. Ini pengalaman temen saya yang ke kampus naik sepeda. Waktu itu hari udah mulai gelap dan pas balik ke parkiran sepulang kuliah dia kaget, ternyata sepedanya udah gak ada gara-gara dicuri orang! Akhirnya saya kasih saran ke dia buat pake alarm di sepedanya. Besoknya dia udah pakai alarm di sepedanya. Sepulang kuliah dia balik ke parkiran sepeda ternyata sepedanya ilang lagi!! Akhirnya saya tanya, koq bisa ilang lagi? Rupanya temen saya pake alarm bunyi suara jangkrik.

Saat paling memalukan adalah pas sesi stand up comedy. Sialnya saya yang ditunjuk buat stand up dari perwakilan divisi Internal. Mikir materi seadanya selama 2-3 hari, saya sukses membuat garing suasana. Maklum ini pertama kalinya disuruh jadi comic. Jadi, pelajaran yang saya dapat hari itu adalah, "Melucu secara cerdas itu gak gampang sob". Dan orang yang cerdas tidak perlu harus menjelek-jelekan orang lain, ataupun merusak properti sterofoam untuk terlihat lucu. Kesimpulannya, stand up comedy itu susah, dan stand up comedian cuma bagi mereka yang cerdas, gak harus bagi mereka yang lucu.


Di depan Tugu Fakultas Teknik UGM pas survey rute


Dan terakhir, menurut saya acara kecil buat sepedaan semacam ini saya rasa emang perlu diadain. Karena selain kita bisa kumpul bareng, juga dapat sehatnya dari sepedaan. Bersepeda secara rutin itu sangat menyehatkan sob. Bahkan ada penelitian yang mengatakan bahwa "Dengan bersepeda setidaknya tiga puluh menit sehari, itu sama dengan bersepeda setengah jam sehari". Saya coba buktikan penelitian ini, dan ternyata benar...

Sekian...

Bike Makes Life Better


Rabu, 09 April 2014

Colak Colek Caleg


Saudara dipilih, bukan di lotre

Meski kami tak kenal siapa saudara

Kami tak sudi memilih para juara

Juara diam, juara he'eh, juara ha ha haa..


(Surat Buat Wakil Rakyat by Iwan Fals)



Pesta lima tahunan diadakan kembali. 9 April 2014 ini pun jadi hari yang paling menentukan. Kebijakan-kebijakan pemerintahan dan kesejahteraan rakyat lima tahun ke depannya akan ditentukan oleh siapa wakil rakyat yang kita pilih. Setelah beberapa pekan masa kampanye dengan begitu banyak poster yang nongkrong di pohon layaknya kuntilanak, dan yang banyak nempel di tiang listrik layaknya iklan sedot wc, akhirnya kita memasuki masa tenang. Tapi poster caleg sekarang emang makin kreatif dan menarik sih, itu sebabnya meskipun udah masuk masa tenang tetap masih banyak aja yang gak rela buat mencopotnya. Kita seharusnya memikirkan perasaan kuntilanak, kasihan mereka.. Bisa gawat kalo mereka marah dan gantian pengen nyaleg, mereka bakal gantian nempelin posternya di muka para caleg. Satu sama..

Jadi anggota dewan memang suatu kehormatan dan sangat diimpi-impikan setiap orang (yang nyalon). Nyalon disini maksudnya nyalon beneran, bukan nyalon yang di salon. Sebagai contoh, sebut saja si Komo (memang nama sebenarnya). Dahulu pria yang akrab disapa Kokom ini hanyalah butiran debu, namun semenjak jadi anggota dewan, sekarang ia menjadi debu vulkanik #lha.

Makin lama makin aneh-aneh pula latar belakang para calon. Ada yang memang sudah pernah terpilih sebelumnya dan mau nyalon lagi, maupun yang baru pertama kali mencalonkan diri. Ada yang datang ke paranormal maupun melakukan ritual-ritual tertentu. Ada yang siap menang gak siap kalah. Lebih terpuji lagi kalau mereka siap kalah, karena terpilih itu adalah suatu cobaan sebab dibaliknya ada tanggung jawab dan amanah besar yang menanti. Karena itu kita sebagai pemilih harus cerdas dan kritis dalam memilih. Kalau bisa lebih kritis lagi dari kondisi caleg gagal yang sakit jiwa. Dan, jangan sampai mudah percaya dengan calon yang tiba-tiba berbuat baik sekali kepada kita. Seperti kata peribahasa, bisa jadi itu ada udang dibalik tepung.

Jadi caleg pun sebenarnya ada banyak manfaatnya. Selain menjadi wakil rakyat kita, dengan nyaleg akan mengurangi tingkat pengangguran (kalau terpilih). Meningkatkan penghasilan pengusaha cetak poster dan baliho serta berbagai kebaikan mereka yang lain bagi masyarakat saat kampanye. Namun sayang masih banyak praktik massa bayaran dalam kampanye yang sangat menggangu ketertiban umum. Cukup dengan mengalokasikan tiga puluh ribu sampai lima puluh ribuan per massa, sudah bisa menarik orang lain dengan hiburan panggung dangdut koplo, kaos berwarna-warni (hari ini pake merah, besok kuning, lusa biru), dapat makan siang, rokok serta uang bensin supaya bisa ngegas motornya dengan kencang sambil konvoi keliling kota bawa atribut partai. Dan layaknya rendang buatan emak, sulit bagi massa bayaran untuk melewatkan salah satu rasa terbaik dunia ini.

Kalau jadi caleg dengan tujuan hanya untuk mencari pekerjaan atau memperkaya diri, mending gak usah nyaleg sekalian deh. Cuma akan mementingkan kepentingan pribadi saja pada akhirnya. Apalagi cuma untuk mendapat kekuasaan semata. Jadi pemimpin itu artinya menjadi pelayan, pelayan masyarakat dan abdi negara. Jadi calon pemimpin juga seharusnya orang yang memang punya niat tulus untuk kesejahteraan rakyatnya, bukan diri sendiri. Terkadang saya juga heran banyak sekali calon dengan latar belakang yang tidak meyakinkan. Menyerahi orang untuk mengurus urusan negara mana mungkin ke sembarang orang. Mana mau kita dipimpin oleh orang yang bahkan tidak lebih pintar, tidak lebih jujur, dan tidak lebih bijak dari kita. Memilih orang yang salah hanya akan menambah generasi penerus koruptor lainnya.

Meraih kursi parlemen layaknya di persimpangan jalan. Di satu sisi mengarah pada kursi dewan terhormat, di sisi lainnya mengarah pada kursi pesakitan kumat. Hal ini sering terjadi bagi mereka yang tidak siap kalah, khususnya bagi calon yang bermodal pas-pasan, dan itupun harus ngutang sana-sini. Belum terpilih aja sudah habis banyak uang, setelah pemilihan masih harus mikirin biaya perawatan VIP di RSJ khusus caleg gagal. Eh, emangnya bisa mikir? kan lagi gila.. Yang harusnya dipertanyakan, bagaimana bisa mereka menyejahterakan masyarakat, kalau mereka sendiri bahkan belum sejahtera? Karena itu, mereka yang mentalnya lemah dan tidak siap kalah memang sudah tepat sebaiknya tidak terpilih. Jadi pemimpin bukan perkara mudah. Butuh mental yang jauh lebih besar dari sekedar siap kalah dan siap menang.

Metode cara memilih juga sudah beda dengan yang sebelumnya. Dulu dengan contreng, sekarang dengan coblos. Kenapa kita harus nyoblos? Karena sesungguhnya pria yang jago mencoblos itu salah satu tanda pria perkasa. Eh bukan itu ding..!! Jangan tanya saya, saya bukan pria perkasa!. Ya pokoknya cara memilihnya dicoblos gitu aja, pilih coblos celup. Setelah coblos kita juga harus mencelupkan jari kita yang paling imut dan unyu ke dalam tinta (sebut saja kelingking). Dan jangan lupa perhatikan, sudah jadi kebiasaan alay yang mudah ditebak jika nanti banyak abege pemilih pemula yang memfoto jarinya yang udah dicelup buat di upload ke sosial media, mau coba? Alay lu..

"Situ perkasa? coblos aye dulu dong bang.. untuk lima tahun kedepan lebih baik!" Njir, gak enak banget kedengerannya kalo kalimat kampanye kayak gini. Ah sudahlah...

Namun, dari sekian banyak stigma negatif yang ada tentang calon wakil rakyat, masih banyak calon lainnya yang pantas dan layak kita pilih jadi pemimpin. Terkadang kita hanya fokus pada keburukan yang sedikit, ketimbang pada hal yang baik yang lebih banyak kita temui. Tinggal kitanya saja, ingin berpartisipasi dalam kemajuan bangsa ini, atau cuma jadi pengikut saja. Kalau memang ingin bangsa ini maju, pilihlah orang yang tepat secara cerdas. Lihat pengalaman, latar belakang dan rekam jejak calonnya. Kalau untuk memilih saja tidak mau, jangan cuma bisa mempermasalahkan keputusan para wakil rakyat setelah terpilih nantinya. Kontribusi suara bahkan tidak ada, namun cuma bisa banyak menuntut. Jadi, konsistenlah dengan apa yang kau perbuat.

Dan yang selalu jadi kendala klasik terbesar pemilu adalah tingginya tingkat golput. Saking tingginya perolehan suara golput, diprediksi golput akan mentargetkan banyak kursi di parlemen #lha. Maka dari itu, marilah kita pilih calon yang jelas, jangan yang gak jelas. Dan menurut survey, ternyata suara golput ini banyak didominasi oleh kalangan jomblo. Mengapa begitu? Ternyata mereka beralasan, "Jangankan memilih wakil rakyat, memilih pasangan hidup aja gak mampu". Untuk itu para jomblo berharap dalam waktu dekat akan ada pemilu yang tidak cuma memilih pasangan di kursi parlemen, namun juga pemilu untuk memilih pasangan di kursi pelaminan.


Jadi ingat kata alm. Gus Dur, "DPR itu merupakan taman kanak-kanak". Sekarang udah naik kelas belum ya? atau masih TK aja..



Tips nyoblos lainnya:

1. Buat yang baru pertama kali nyoblos gak usah grogi. Ini cuma pemilu pertama, bukan malam pertama. Jadi gak sakit koq..

2. Nyoblosnya cuma pake paku kecil yang udah disediain. Jadi, ga usah nyoblos pake bambu runcing segala biar kelihatan nasionalis. Bukannya nasionalis, edan iya..

3. Habis dicoblos, tolong dimasukin ke kotak suara, jangan dibawa pulang buat jadi kenang-kenangan. Itu kertas suara, bukan sovenir kawinan coy!!

4. Tolong habis milih, jarinya dicelupin ke dalam tinta, jangan ke dalam hidung panitia pengawas. Gak dapat hitamnya, lengketnya iya.


Pesan saya yang terakhir. Bahasa inggrisnya partai memang "Party". Namun bukan berarti kita artikan pesta partai politik sebagai pesta hura-hura semata. Pesta yang dimaksud disini adalah hajatan besar bangsa dimana layaknya sebuah pesta, setelah pesta kita bisa pulang dengan tenang dan perasaan gembira telah menghadiri dan berpartisipasi, lalu menceritakan keindahan-keindahan didalam pelaksanaannya kepada sanak saudara agar mereka turut bahagia. Dan tentunya sebuah pesta untuk Indonesia kita yang lebih baik..



Di hati dan lidahmu kami berharap

Suara kami tolong dengar lalu sampaikan

Jangan ragu jangan takut karang menghadang

Bicaralah yang lantang jangan hanya diam


(Surat Buat Wakil Rakyat by Iwan Fals)



Mari Bersama sukseskan pemilihan umum!! Salam jari jempol kejepit !


Jumat, 04 April 2014

5 Alasan Orang Tidur Saat Kotbah Jumat


Buat perempuan, mungkin emang ga wajib sholat jumat di masjid, tapi bagi umat muslim laki-laki udah merupakan suatu kewajiban buat melaksanakan sholat Jumat di masjid atau biasa kita orang sebut Jumatan. Dan sudah menjadi syarat sahnya Jumatan didahului dengan dua kotbah. Dan saya tau persis apa yang sering terlihat dan dilakukan jamaah ketika kotbah. Kalian tidur bukan!? Ya.. benar sekali. Tidak semua orang tapi setiap saya Jumatan, ada saja orang yang tidur setiap ada kotbah, minimal orang itu saya sendiri.

"Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya Sholat Jumatlah pada hari Jumat, jangan hari yang lain karena tidak akan ada masjid yang mengadakannya" #kotbahaikal

Dan setelah melakukan penelitian di setiap Jumatan dan masjid yang berbeda, dapat saya identifikasi berbagai macam kemungkinan alasan mengapa banyak orang-orang tidur saat Kotbah Jumat yaitu:


1. Mungkin Mereka Lelah..

Dengan semua ini (aktifitas yang mereka lakukan sebelum jumatan) makanya mereka mengantuk dan terlelap saat kotbah Jumat tersebut. Apalagi jika suara khotib terdengar merdu di telinga jamaah yang mengantuk ini, akan semakin menambah kekhusyukan mereka dalam mengembalikan tenaga yang lelah ini.


2. Mereka Menyimpan Tenaga Untuk Aktivitas Berikutnya

Diantara mereka, pasti banyak yang mau melanjutkan aktivitas berikutnya setelah Jumatan. Salah satu contoh alasan dan aktivitasnya adalah, mereka menyimpan tenaga agar setelah Jumatan, mereka dapat melaksanakan aktivitas Tidur Siang mereka dengan lebih bertenaga. Kalau mereka dalam kondisi lelah, mereka tidak akan maksimal dalam melaksanakan aktivitas tidur siang karena menunggu ngantuk yang tak kunjung datang. Dalam hal ini mereka tidur, bukan ketiduran. Lah lantas apa bedanya tidur dan ketiduran? Tidur itu sengaja, ketiduran itu gak sengaja yang disengajakan.

"Wahai orang-orang yang beriman, Sholatlah sebelum engkau disholati, dan tidurlah sebelum engkau.. ketiduran" #kotbahaikal


3. Mereka Ketiduran Karena Kepikiran Sandalnya

Salah satu kriminalisme terberat di dunia ketika orang berani mencuri di tempat ibadah, di rumah Tuhan. Apalagi dengan kedok jika mereka ikut melaksanakan ibadahnya pula. Dan sudah menjadi kekhawatiran tersendiri bagi sebagian jamaah, sehingga mereka jadi gelisah memikirkannya sampai-sampai akhirnya capek sendiri lalu ketiduran. Jangan sampai berangkat pake Nekermen, pulangnya Nyeker-men..

"Jumaters yang terhormat, sesungguhnya kita disunnahkan untuk memakai yang bagus-bagus saat Jumatan, kecuali Sandal" #kotbahaikal


4. Mereka Kecewa Karena Gak Jadi Ganteng Setiap Kali Jumatan

Sempat menjadi perdebatan yang heboh diantara kalangan Alim Ulama (Anak Lingkungan Masjid Ujung Lampu Merah), apakah Jumatan benar-benar bisa membuat orang menjadi ganteng? Jawabannya adalah tidak (secara fisik). Ternyata setelah diteliti, ganteng itu karena faktor genetik dan keturunan, sedangkan sholat Jumat berfungsi untuk menambah keimanan dan amal perbuatan kita. Sehingga para Lelaki Paruh Tampan yang berekspektasi untuk jadi ganteng tersebut kecewa dan ujung-ujungnya gak fokus saat kotbah, lalu ketiduran. 

"Walaupun tidak secara fisik, cowok yang Jumatan dihadapan wanita akan terlihat lebih ganteng untuk dijadikan Imam bagi dirinya" #kotbahaikal #biarsenenglu


5. Mungkin Mereka Pernah Gagal Nyaleg

Ini salah satu alasan yang paling tragis yang saya temui. Sabagai penemu alasan ini, saya sendiri sampai merasa miris dan prihatin. Karena tak bisa tidur di sidang dewan yang terhormat, mereka memutuskan untuk tidur di sidang Jumat yang berbahagia. Setidaknya mereka tidak jadi gila karena kalah dalam pemilu. Bisa gawat kan..

Warga : Bapak kenapa Jumatan?
Caleg  : Gagal Nyaleg..
Warga : Bapak kenapa nyaleg?
Caleg  : Gagal Jumatan..


Dan itulah sekian alasan yang masuk akal yang saya temui di lapangan, mengapa banyak orang yang ketiduran saat Kotbah Jumat. Mari kita doakan semoga mereka semua yang bermasalah dibukakan pintu hati dan jalan keluarnya sehingga bisa Jumatan lagi seperti sedia kala. Dan semoga para sindikat anak-anak yang teriak "Amiinn.." dengan begitu kencang dan panjangnya setelah Al-Fatihah dikembalikan ke jalan yang benar. "Amiinnnn!!!!"



Bonus #kotbahaikal :

"Percuma jilbapan kalo masih kelihatan pusernya" #kotbahaikal

"Jumaters sekalian, sesungguhnya derajat uang seribuan lebih tinggi dari uang seratus ribuan dihadapan kotak amal karena mereka rutin hadir" #kotbahaikal

"Sidang Jumat yang berbahaya, sesungguhnya cewek kece dan idaman itu adalah yang rajin sholat dan rajin ngingetin kita sholat" #kotbahaikal

"Wahai saudara ku yang beriman, beribadahlah dengan selalu mengingat kepada-Nya.., bukan kepada-nya.." #kotbahaikal

"Janganlah jadi orang yang PHP (Pamer Harta Papi). Belum tentu kamu bisa lebih berhasil dari orang tua mu" #kotbahaikal

"Kalau engkau benar laki-laki, jangan tinggalkan Sholat Jumat" #kotbahaikal