Pages

Rabu, 05 Desember 2012

Sebuah Kutipan Sebuah Cerita (Part 1)


Quotes itu apa? aku juga bertanya-tanya. Sering banget dengar kata itu waktu baca suatu kalimat indah bermakna, metafora penuh pesona, yang merupakan pernyataan dari seseorang, wuah...

Terus aku coba tanya Alfalink apa artinya, rupanya kata si Alfa, quotes itu artinya "kutipan".

*kemudian ada ooohh.. yang panjang*

Biar jelek-jelek gini, saya juga punya quotes sendiri. Meski tak bisa menjelaskan apa artinya, tapi setidaknya, quotes ini punya makna tersendiri ketika ia kubaca.


Kisah Pertama



 Kisah Kedua



Kisah Ketiga



Entah kenapa selalu gantengan Quotes nya daripada orangnya.........


Baru ada tiga, tapi tenang aja. Masih akan ada kisah-kisah lainnya. Selama masih bisa berkarya, butiran kata tak hanya sampai disini.

Minggu, 02 Desember 2012

Senyummu Cemerlang, Deritaku Malang


Tanggal 22 November 2012 kemarin, aku lupa harinya apa, sebut saja kamis. Hari yang seharusnya di isi jadwal rutinku bercengkrama dengan dosen dan bangku kuliah, ternyata digantikan dengan kegiatan kami sebagai anggota BEM untuk melakukan penyuluhan di salah satu SD (Sekolah Doang) di kota P*l*mba*g. Nama kotanya sengaja aku sensor, bukan karena mengandung unsur porno, tapi supaya kalian usaha dulu buat nebak kalau jawabannya itu Palembang. Yap, dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang bertema "Senyum Cemerlang, Senyum Harapan Bangsa" kali ini, kita targetkan korbannya adalah anak kelas 2 SD yang notabene masih suci dan belum ternoda virus akil baligh dari para kakak mahasiswa. Dengan harapan setelah penyuluhan ini, mereka bisa senyum-senyum sendiri tanpa sebab.. itu sih orang gila namanya..

Seperti biasa, dalam event apapun, aku dapat job itu kalau gak ngisi hiburan musik, ya dokumentasi. Jadilah aku tukang potret keliling yang sibuk mencari gambar, tapi aku sendiri jarang ada di dalam gambar. Sedih sih, kadang ada niatan untuk ngedit sendiri fotoku terus aku crop terus masukin ke foto kawan-kawan tapi hasilnya selalu saja terlihat lebih tampan dari aslinya, ya nasib... Kalau soal kadar ketampanan, di antara cowok-cowok kelas kami, range nya berkisar antara 76-91. Yang dapat 91 itupun bukan aku.. Memang sih, standar ketampanan di antara kami ini ketinggian, tapi itu kami anggap sebagai ujian yang harus kami lewati.

Ruangan mulai terisi beberapa butir anak SD polos yang berlumuran ingus dan haus akan kasih sayang. Disinilah kakak-kakak mahasiswi bisa dilihat bagaimana kemampuannya untuk menjadi seorang ibu kelak. Mereka bakal ngerasain gimana susahnya jadi orang tua, jadi seorang ibu huahaha. MC kita pun mulai mengondisikan acara. Karena korbannya anak SD, jadi kita pilihlah dua biji MC yang cantik dan tampan sebagai MC acara kita dengan harapan, adik-adik itu terpukau akan wajah surgawi mereka dan jadi mudah untuk dihasut. MC kita kali ini sengaja kita samarkan namanya untuk alasan privasi. Sebut saja mereka Victor dan Evi. Duet mereka mengalahkan hebohnya duet Inul dan mas Adam.

MC kami: cantiknya semena-mena, gantengnya keterlaluan


Anak SD jaman sekarang jauh di luar ekspektasiku. Ekspektasi itu apa? aku sendiri juga nggak tau. Pokoknya anak sekarang beda banget dari jamanku dulu waktu kecil yang masih suka ngenyot jempol. Terus anak sekarang ngenyot apaan? Entahlah.. Anak kecil sekarang narsisnya minta-minta..eh minta ampun. Baru liat tukang potret dikit aja udah minta difoto dengan berbagai pose gaya artis K-pop idola mereka. Ada yang jari telunjuk di depan bibir sambil manyun. Ada yang ngangkat kedua tangan dan kedua kakinya.. Bahkan ada anak kecil yang dance gangnam nya lebih jago dariku. Ya Tuhan, jaman kian berubah... Mau taruh dimana otakku ini..

Masuk ke acara intinya, yaitu sikat gigi bersama. Di saat pembagian sikat dan odol sempat terjadi kericuhan, lempar batu dan saling ejek antar siswa satu dengan yang lainnya. Akupun lari ketakutan sambil teriak Ahhh...ahhh...ahhh... Maaf, salah teriakan. Ada yang berebut hadiah mainan yang ada di dalam bungkusnya, berebut kakak-kakak cantiknya, bahkan ada pula yang gak mau sikat gigi dan lebih memilih makan odolnya aja. Ada juga yang ngeles, "Kak, aku gak usah sikat gigi ya, aku kan matic, jadi gak pake gigi". Kadang aku berpikir, koq gak ada yang ngerebutin aku ya? bukan.. maksud aku, kapan selesainya ini acara, koq gak kelar-kelar. Anak-anak makin menggila. Keras.. sangat keras.. Beginilah kehidupan tukang foto keliling yang jal.. eh malang.

Tukang foto keliling, dari kumpulan yang terbuang

Ada satu lagi cerita yang cukup menggelikan, yaitu pas pelepasan balon cita-cita. Jadi, anak-anak disuruh nulisin cita-citanya yang aneh-aneh itu di selembar kertas terus di tempelin di balon buat di terbangin dengan harapan bakal diterima di sisi-Nya. Balonnya ada banyak, lebih dari lima. Rupa-rupa warnanya. Pas meletus balon hijau, hatiku biasa aja... Nah waktu itu balon dilepas, anak-anak njerit histeris kegirangan udah kayak sahabat dahsyat. Tapi, bukannya terbang ke langit, balon itu malah nyangkut ke lantai tiga persis di depan ruang kelas 6. Anak kelas 6 ikut-ikutan menggila.. penjaga sekolah menggila, penjaga kantin menggila. Guru SD sebelah pun ikut menggila.. Pikirku dalam hati, "Ya ampun, kasian banget kalian dek, cita-cita kalian cuma sampai sebatas kelas enam SD aja"

Cita-cita, cukup sampai disini...


Males aku cerita lama-lama, udahan aja yah. Toh isinya aib semua. Kepada Tuhan aku mohon maaf dan jodoh. Kepada pembina, hormat grak.


Foto seluruh panitia yang kuambil dengan susah payah
Jatuh bangun dari kursi dulu, dan tak ada aku di dalamnya :')



Akhirnya ada juga fotoku yang bareng teman-teman