Pages

Minggu, 13 Januari 2013

Mahasiswa vs Hamasiswa


Sejak aktif di twitter @Haikalahmadi belakangan ini membuatku jadi agak jarang mengurus blog sesat ini. Padahal inget jaman-jaman dulu waktu belum punya twitter, pesbuk dan blog, punya friendster aja udah dikatain gaul. Ya.. jaman dulu alay beda tipis ama gaul. Tapi masih ada aja yang dibawa-bawa sampe jaman sekarang. Entah apa kabarnya nasib friendster ku sekarang, biografi alaynya masih ada disana dan lupa kuhapus, fak!!

*bakar foto mantan*

Berhubung sekarang udah jadi anak kuli...ahan, aku melihat banyak perbedaan di antara makhluk-makhluk yang berseliweran di kampus. Ternyata di dalam kampus itu gak cuma ada mahasiswa, dan gak semua yang kuliah bisa disebut mahasiswa. Sebagian diantara mereka yang gagal berkarir sebagai mahasiswa, mereka dijuluki: Hamasiswa.

Apa itu hamasiswa? Apakah semacam perpaduan dari hama yang berada diantara dua selangkangan yang tak berdosa dengan siswa bocah ingusan yang bahkan untuk ngelap ingusnya sendiri aja gak kepikiran? Bukan.. bukan itu.. Hamasiswa disini adalah... mahasiswa separuh aku.. eh separuh nyawa. Wisuda segan, Drop Out tak mau..

#nowplaying Mengheningkan Cipta




Jadi mahasiswa itu beda banget sama hamasiswa. Mahasiswa adalah spesies unggul yang kuliah dengan kehadiran absensi di atas 80% tanpa Titip Absen (TA). Rajin show off di depan dosen pada saat sesi tanya jawab tak peduli walaupun jam kuliah sudah berakhir dan teman di depan yang disudutkan sudah pusing untuk menjawab. Kalau ngerjain ujian lancar jaya. Nilai A bertebaran 7 turunan 7 semester di Kartu Hasil Studi (KHS). Aktif di organisasi, bisa lebih dari satu organisasi bahkan hari liburpun rela ke kampus untuk rapat, dan ada di garis depan kalau lagi demo.

Sedangkan hamasiswa, adalah spesies terbelakang dengan jadwal bangun tidur di atas jam masuk kuliah. Dengan kehadiran kuliah pas-pasan, itupun rajin titip absen. Jangankan untuk unjuk gigi di depan dosen, memahami materinya aja nggak. Sebelum ujian baca bismillah, 5 menit sebelum ujian kelar... nyontek jawaban temen. Yang kalau dapat nilai B aja... nazar mau umroh ke tanah suci. Boro-boro organisasi, lebih banyak sensasi. Di garis depan? sorry aja.. kuliah atau ujian lebih milih di garis belakang.

Mahasiswa itu dari cara berpakaiannya aja udah rapi, kemeja berkerah, mandi dulu sebelum ngampus, rambut klimis disisir rapi,  dan entah kenapa, mungkin karena tekad yang begitu membara bin membabi buta, sering ditemukan beberapa buah Mahasiswa yang membawa tas besar dengan buku-buku begitu banyak, berat.. sangat berat, lebih berat daripada beban hidupnya sendiri. Selalu siap sedia sepaket alat tulis lengkap jikalau ada hamasiswa yang gak bawa, bisa minjam alat tulis pada mahasiswa

Hamasiswa berpakaian ala kadarnya, terutama bagi anak kost yang bajunya pas-pasan, masih belum di cuci, di lemari hanya tersisa secarik sempak yang belum dicuci tiga hari tiga malam, biar selangkangan gak jamuran ia pakai sisi sebaliknya. Kemeja? aduh.. mukanya bahkan gak bisa mengimbangi kerapian kemejanya sendiri. Kaos kaki dan sepatu kadang beda sebelah. Ke kampus, masih dengan muka bantal gara-gara semalaman insomnia dan lembur begadang. Rambut gondrong acak-acakan. Dengan langkah gontai menuju kampus. Kalau butuh kertas, lupa bawa pulpen? tinggal pinjam mahasiswa. Kalau gak hilang... ya dikembaliin pas isinya udah habis. Dan entah mengapa, apa karena adanya hasrat dini menjadi anggota DPR, banyak ditemukan beberapa butir hamasiswa yang tertidur di tengah perkuliahan. Dalam arti kata, hamasiswa kuliah hanya bermodalkan nyawa..


 Hamasiswa kalau lagi kuliah


Mahasiswa bisa kalian temukan di garis depan bangku perkuliahan, di kerumunan orang belajar, perpustakaan kampus dengan setumpuk buku yang lebih berat dari buku yang ia bawa yang lebih berat dari beban hidupnya sendiri, di ruang BEM atau Unit Kegiatan Mahasiswa lainnya,  atau di auditorium saat pelaksanaan wisuda.

Hamasiswa tidak mudah kalian temukan di kampus. Kalaupun ada di dalam kelas, ia selalu ada di garis belakang perkuliahan, di sudut yang tak nampak dari dosen dan strategis untuk tidur. Sesekali datang, absen, terus pulang. Kadang malah bernasib 7D: Datang Duduk Diam Diajar Dosen Dapat D. Wisuda? aduh.. jangan sebut kata itu, diundang ke seminar aja, habis ambil snack langsung balik.

Pada mbah Gugel, saya coba iseng-iseng nyari ilustrasi yang kira-kira hampir mirip sama kondisi Hamasiswa dewasa ini :


JAYA HAMASISWA!


Jaya juga deh buat Mahasiswa. Karena berkat mahasiswa lah, mereka bisa nitip absen, nyontek jawaban ujian, ataupun pinjem alat tulis, mereka bisa selangkah lebih dekat lagi untuk menjadi Mahasiswa. Pokoknya jangan sampai perbedaan ini membuat perpecahan diantara mahasiswa dan hamasiswa. We are Never Ending Friends!

Semoga di tahun 2013 ini, hamasiswa juga mahasiswa lebih baik lagi.
Amin.


0 komentar:

Posting Komentar