Pages

Minggu, 06 Januari 2013

Play It Like a Freestyle


Freestyle, dari namanya aja udah jelas kalau artinya "gaya bebas". Jadi mau gaya begimane aje, bebas dong ye.. Tapi bebasnya bukan sebebas kayak gaya foto anak 4LAy jaman sekarang. Tau sendiri lah... Mulai dari jari telunjuk di depan bibir manyun, tangan gerilya di depan selangkangan, sok imut di depan cermin toilet pusat perbelanjaan atau kamar pas pakaian, dll. Anjir, kenapa malah aku sebutin semua satu-satu. Pokoknya kalau denger kata freestyle, gak jauh-jauh dari seni dan keindahan dalam dunia olahraga lah. Yang jelas kalau anak alay ga ada indahnya sama sekali.. Ini perbedaannya.

Jadi, alkisah pada suatu sore yang suram, hari Jumat tanggal 4 Januari 2013, aku dan segerombolan teman kost ku ada proyek pengambilan gambar untuk ngebantuin salah satu kawan yang mau ikut Photo Contest. Sebut saja namanya Victor. Dia ikut Photo Contest Fans Liverpool yang diadain akun Twitter resmi fans Liverpool se-Endonesa. Tim papan tengah itu, ya.. tim papan tengah itu.. tim papan tengah itu.. Untuk pengulangan kalimat tadi akan lebih dramatis jika diucapkan dengan efek slow motion makin melambat. Hadiahnya sih katanya lumayan keren. Bukan berupa paket jalan-jalan ke Liverpool. Bukan juga nonton langsung pertandingannya ke Inggris sana, apalagi sampai bertemu langsung dengan para pemainnya. Bukan, bukan semurah itu.. tapi hadiahnya yaitu beberapa macam mercendais keren Liverpool yang pastinya di idam-idamkan banget sama para fans nya.

Tenang aja, kita bukan mau bikin foto 4LAy koq. Foto yang mau dibuat mesti bagus, keren dan memakai atribut apa aja tentang Liverpool, mulai dari jersey, syal, topi, jaket, poster bahkan sempaknya sekalian kalau perlu. Dan atribut yang mau dipake kali ini adalah jersey. Kalau sempak Liverpool, Victor gak punya. Untuk misi kali ini, Victor butuh tiga orang model amatir. Dua orang sebagai teman se tim, dan satu orang lagi sebagai tim lawan yang pura-puranya kalah. Dan aku? seperti biasa, dan tidak asing lagi, siapa lagi kalau bukan, maka daripada itu, sebagai tukang foto keliling. Atau yang biasa kita kenal nama kerennya sebagai Potretgrapher. Yah ini emang udah job sampinganku sehari-hari sih jadi cameraman.

Kita semua ada enam orang yang terlibat dalam skandal proyek kali ini, yaitu aku, mahasiswa harapan masa depan bangsa ini. Victor, sang fans sejati dari tim papan tengah "Kolam Hati" (Liverpool). Adhi, seorang kalem blasteran Padang-Jambi yang bercita-cita jadi penggebuk drum di salah satu lampu merah ternama. Yogi, pria Minang yang merantau, pantang pulang sebelum uang bulanan habis. Rudi, pemuda berwajah alim nan rupawan dengan pemikirannya yang jauh dari kata mesum, serta ada satu  lagi yang bernama Yogi, pemuda asal Baturaja (Kingstone) yang ahli dalam masalah move on. Ada kesamaan mendasar diantara kami berenam yaitu kita sama-sama penyandang Tuna Asmara yaitu keterbatasan hati dalam menerima atau mengirim gejolak cinta yang ada. To the point aja "Jomblo" napa kek.

Layaknya boyband yang kehabisan bedak, kitapun langsung menyusuri kawasan kampus yang notabene dulunya adalah hutan untuk nentuin TKP pemotretan laknat ini. Kita ambil lokasi di lapangan rumput di dalam wilayah kampus. Disitu emang udah biasa jadi tempat bermain billiard, gaplek, remi atau poker anak-anak sekitar ataupun mahasiswa, sesudah main sepakbola maksudku. Kawan-kawanku langsung nyari lokasi yang gelap dan sepi. Gelap dan sepi? "Wah bahaya, bisa terjadi sesuatu hal yang mereka inginkan!", pikirku dalam hati. Koq sepi, ini kampus apa hutan? Akupun hening, Victor hening, teman seangkatan hening, ibu Rektor hening, pembina upacara hening, cipta pun hening.

Konsep pada proyek kali ini, sebut saja Victor, serta Yogi dan Yogi sebagai pemain Liverpool. Dan Adhi sebagai pemain Manchester United. Jadi, di sini ada dua orang Yogi. Yogi yang satu gak ngefans sama sekali dengan Liverpool. Yogi yang satunya bahkan gak tau kalau Liverpool udah turun ke tim papan tengah #pfft. Namun sebagai teman yang baik, mereka mau gak mau dimintai tolong jadi model dalam foto. Bagaimana dengan Rudi? dia gak masuk dalam foto, dia berperan sebagai penata gerak dan make up artist, sesekali dia ikut mendoakan semoga tidak terjadi hal-hal yang kita inginkan selama pemotretan. Sedangkan Adhi, yang notabene adalah fans Barcelona (sama kayak aku), memakai jersey Manchester United dan celana Real Madrid dengan alas kaki sendal kulit. Bahkan salah satu di antara Yogi memakai jersey Liverpool dan kolor yang sudah dua minggu gak dicuci dengan aroma surgawinya, dengan alas kaki sendal jepit boleh minjem. Sungguh perpaduan yang absurd. Yogi yang satunya cukup rapi dengan jersey merah Liverpool pinjaman dan sepatu hijaunya. Victor, gak usah ditanya lagi. Sebagai seorang fans sejati Liverpool, tim papan tengah itu, dengan jersey hitamnya, dan balutan kolor ijo yang begitu menggoda iman, ia siap beraksi dengan nakal di depan kamera. Lha, emang mereka kesini mau ngapain? Perasaan cuma mau ngambil gambar doang koq, bukan mau bikin video 3gp (3menit gak puas). Ya, video itu bisa dibuat lain kali aja sih kalau mereka udah gak Tuna Asmara lagi (kalau ginian mau deh aku yang jadi cameraman nya, eh...)



 Ceritanya lagi selebrasi, menang lawan Emyu


Si Rudi lagi dilatih nangkap bola



Biarpun jadi Photographer, bukan berarti gak ada di foto. Gini-gini aku juga bisa freestyle dikit sih. Jadi aku luangkan waktu sebentar buat ambil gambar freestyle dulu hhe.. Dan salah satu trick yang paling ku kuasai adalah Rainbow, yaitu mengangkat bola dengan tumit melewati atas kepala.



Kalo yang ini bukan freestyle, ini style doang



Kayak anjing laut di wahana hiburan 



 Rainbow trick step 1



Rainbow trick step 2


Rainbow (Double Heel Kick) Freestyle Trick


Udah dulu ah, aku mau lanjut main bola lagi, siapa tau ntar bisa praktekin triknya sama temen-temen. Kalau ada trik baru lagi, lain kali bakal ditulis. Tujuan aku nulis juga bukan buat lucu-lucuan. Bukan juga buat ngeledekin Liverpool, tapi lebih dari sekedar ngeledekin. Dan buat Victor, semoga bisa menang ye lomba Photo Contest nya. Kalau menang jangan lupa sama kita-kita ya hha. Dan pesan moralnya, jangan lupa cuci kaki sebelum main bola. Maju terus sepakbola Indonesia. Sekian


0 komentar:

Posting Komentar